Saturday, December 26, 2015

Negeri satu kamar

Mendengar lantunan Gloomy Sunday membuatku kembali tenggelam dalam angan-angan. Semua kembali menari, Pesta sabtu malam dan hitam secangkir kopi menambah kemeriahan. Semua berhamburan ke lantai jingkrak menggetarkan seluruh tubuhnya. Kali ini semua bergembira tak terkecuali cicak yang berpesta dengan nyamuk dan tokek dengan santapanya cicak, saling memangsah dalam keriangan, satu persatu hingga tersisa empat pasang dengan gerakan Irish Dance, botol dengan tarian salsa, cangkir menggerakkan perutnya berusaha menarikan Belly dance.

Tiba-tiba bantal dan guling meloncat dari ranjang menari mengelilingi kamar, dari sekian tarian yang pernah Ia perlihatkan, malam ini bagaikan Siwa Nata Raja menggoyangkan seluruh badannya hingga semua tercengang, tokek berteriak.

"Inilah dia Penari Kosmis, tidak sembarang ditarikan. Hanya mereka yang beruntung yang dapat menyaksikan, dan mereka yang beruntung adalah kita semua".

Guling yang terus saja menari membuat semua tercengang, Buku dengan ribuah katanya tak mampu mengedipkan mata, pulpen dan pensil hanya tercengang dengan mulut terbuka, kursi, cangkir, botol, puntung rokok, kemoceng termengung.

"Hentikan tarianmu Guling, tarian yang begitu indah tidaklah berarti apa-apa jika kami semua hanya melihat dan tidak ikut dalam kegembiraan, Ini bukan pesta namanya".

Seisi kamar memandangiku. dan semua kembali diam dan meninggalkanku dalam sunyi.

Selamat malam.

#Topada_Salamaki.

0 comments:

Post a Comment