Tanjung Bira

Tanjung Bira, Kab. Bulukumba, Prov. Sulawesi-Selatan, Indonesia.

Sanggar Seni Panrita

STIKES Panrita Husada Bulukumba

Sekolah Sastra Bulukumba

Sekolahnya Penulis Bulukumba

Lopi Phinisi

Melanglang buana menerjang ombak mengarungi samudera

Suku Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan

Hidup Selaras dengan Alam sebagai Kosmologi Suku Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan

Tuesday, July 7, 2015

Terlalu Banyak Kemungkinan Dalam Sebuah Peristiwa

Foto : http://2.bp.blogspot.com/-
Malam ini setelah aku menonton sebuah film bollywood yang berjudul (*****) DUA lanjutan dari fIlm (*****) yang dirilis sekiitar tahun 90_an, (*****) dua bercerita tentang seorang lelaki yang terpaksa mengakhiri kisahnya dengan bunuh diri (ini di ending filmnya yah) dengan cara terjun bebas dari atas jembatan sambil merenggangkan tangan.

Tapi dalam fikiranku yang pertama, dia tak berniat bunuh diri, melainkan ingin mencoba menggunakan kedua tanganya untuk terbang seperti seekor burung yang terjun dari atas ketingggian kemudian mengepakkan sayapnya untuk terbang, tapi alhasil yah tak berhasil. 

Pemikiranku yang ke dua mungkin dia pernah berimajinasi, sembari duduk menikmati jamuan di beranda ketika gerimis sedang turun bersama pelangi, bahwa pada saat terjun dari ketinggian dia akan tiba-tiba menjadi malaikat bersayap untuk kekasihnya seperti dalam dongeng dan ketika itu menjadi kenyataan dia akan menjaga kekasihnya dari jauh dan ketika bahaya datang menghalagi kekasihnya dengan senang hati dia akan memindahkan musibah itu kepada orang lain tanpa bertanya terlebih dahulu apakah orang itu mau apa tidak dengan musibah yang seharusnya terjadi kepada kekasihnya.

Pemikiranku yang ke tiga mungkin dia berimajinasi ketika terjun ke dalam sungai (aku lupa mengatakan lelaki itu terjun di atas jembatan yang di bawahnya terdapat sungai yang sangat besar dengan air yang sangat keruh) dia akan menjadi ikan lumba-lumba, dan ketika kekasihnya berlayar dengan perahu dia akan datang dan menyapanya dengan mengatakan “hai aku telah menjadi lumba-lumba, oh ya apa kabarmu setelah aku tinggal menjadi lumba-lumba.?”(mungkin dia selalu mengutuk dirinya sebagai manusia dan lebih memilih ingin menjadi lumba-lumba).

pemikiranku yang ke empat, dia mungkin mempercayai adanya portal untuk ke dunia lain yang terletak pada pertengahan ketingian antara jembatan dan air sungai (mungkin ketika kecil ibunya atau neneknya pernah menceritakan hal seperti itu “ini fikiranku yah, sama sekali tak seperti dalam film”) dan hanya dapat di lalui dengan cara melompat dari atas jembatan alhasil dia tak menemukannya yang dia temukan malah kematian, atau mungkin pula dia hanya menyenggol portal tersebut, jika seperti itu alangkah malang nasibnya.

Pemikiranku yang ke lima, dia mungkin ingin mengakhiri kisah hidupnya seperti dalam film-film, cerita dongeng, novel fiksi dll agar terlihat menyedihkan di ending. Pemikiranku yang ke enam, mungkin pula dia pernah memiliki seorang kekasih yang mati di karenakan tenggelam di sungai ketika sedang asik masyuk buang air besar yang telah dia tahan selama dua jam dalam sebuah forum diskusi, pada saat itu hujan turun, petir, suara gledek saling bersahutan satu sama lain mengagungkan keesaaan tuhan, tapi alhasil ketika menikmati suasana buang air besar tiba-tiba banjir bandang datang dan menyeratnya karena cekkeng-cekkeng (Jongkok) terlalu ke pinggir, dan semenjak kematianya lelaki itu selalu melihat kekasihnya melambai-lambaikan tangan kepadanya dari dalam sungai.

Pemikiranku yang ke tujuh, mungkin salah satu teman baik dari dia (lelaki itu), telah menemukan malaikat yang menjual tiket ke surga, dan membeli dua tiket, satu untuknya dan satu untuk dia, alhasil dia cepat-cepat naik mobil pribadinya menuju tempat yang paling baik untuk bunuh diri, tempat yang selalu mengabulkan permintaan kematian dari seseorang yang memang benar-benar menginginkannya, dan dia benar-benar mengiginkanya, seandainya dia pura-pura, mungkin hanya akan menderita patah tulang disana-sini, paru-paru di penuhi air, dan kemungkinan masih selamat ketika tim penyelamat tepat waktu. (setelah melihat mayat dia (lelaki kita) temannya urung bunuh diri.

Pemikiranku yang ke delapan mungkin dia (seperti kebanyakan kasus bunuh diri) telah bosan hidup, dan menurut gosip hot yang telah dia percayai, bunuh diri akan menyesaikan masalah, diapun mencobanya (hanya coba-coba). Pemikiranku yang ke Sembilan, dia selalu ingin menyepi sendiri, tapi tak penah menemukan tempat yang benar-benar mampu membuatnya menikmati sepi dan akhirnya memilih bunuh diri sebagai jalan terakhir menikmati sepi yang benar-benar sepi.

Pemikiran ke sepuluh.....
Dia di berikan sebuah cinta yang sangat besar dari seorang perempuan, tapi tak mampu ia tampung dalam hatinya, cinta perempuan itu telah dia ambil pada sebuah malam yang purnama yang kemudian di kembalikannya lagi dalam keadaan berdarah-darah pada sebuah musim yang kering, hati dia telah penuh dengan cinta, dan hal itu membuat si perempuan bersedih sebab cinta yang sangat besar untuk lelaki kekasihnya (walaupun belum mempunyai status yang sering kalian sebut sebagai pacaran seorang yang jatuh cinta boleh dan sah-sah saja jika menyebut orang yang di jatuh cintainya sebagai keasih, siapa yang larang coba.?) tak mendapatkan tempat, dan cinta perempuan itu pun tak terbalaskan sebagai mana mestinya, atau mungkin hati dia belum penuh, ada sebuah ruang kosong yang ingin dia nikmati dengan seorang kekasih dan dia berfikir ruang itu bukan untuk perempuan yang telah membawakannya cinta, hingga suatu hari yang terlambat, setelah hatinya telah dia isi dengan perempuan kekasih lain, dia baru menyadari bahwa ruang kosong yang kini telah terisi bukan untuk perempuan kekasihnya melainkan untuk perempuan yang telah rela membawakan cinta kepadanya, fikiran lelaki itupun telah sampai pada suatu titik yang tak dapat menerima koma (jalan buntu), sebab hatinya benar-benar telah penuh dan isinya tak dapat di tukar untuk sekaleng coca-cola, diapun akhirnya memilih bunuh diri, melompat dari atas jembatan.

Pemikiran yang sebelas.....
Dan ketika aku menjadi dia (lelaki itu) dan mempunyai11 kesempatan untuk bunuh diri dengan imajinasiku yang konyol, aku akan menggunakan 10 kesempatan seperti diatas, sangat mungkin kesempatan yang terakhir (yang ke sebelas) aku akan melompat penuh putus asa dengan kepala tertunduk, tapi sayang aku tak pernah terfikirkan untuk bunuh diri, terlalu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, walaupun hingga kematian menjemputku pekerjaan itu tak akan pernah selesai.