Semusim yang lalu, kusempatkan menepati janji
untuk bernostalgia di tempat kita dipertemukan. Tempat itu masih saja sama
sejak tujuh tahun yang lalu, Pasir putih dengan potongan kayu masih berserakan
sepanjang pantai, batu karang terjal mengelilingi dan menyembuyikan kita dari
pandangan langit, bermesraan dan berbagi kisah. Aku membawa dua Cangkir porselin milik kakekku. Cangkir itu adalah
pemberian kawan lamanya dari tempat yang sangat jauh. Ia bercerita, jikalau Cangkir
itu Ialah kenangan Ia dengannya sebelum mereka berpisah hingga saat ini. Air
matanya jatuh bersama kenangan yang Ia ceritakan.
Aku membawa sepasang Cangkir itu dan berencana
menikmati senja berdua denganmu sambil menikmati Teh dari Cangkir kenangan
Kakek. Mentari yang turun berenang kelaut memancarkan sinar merah keemasan
bersama angin laut mengantarkan Kita dalam kisah yang akan kuceritakan pada
anak cucu kita. Aku membawa Teh aroma melati kesukaanmu dan Kue KopE langi yang
adikku buat untukmu.
Tapi, semua itu hanyalah Angan-angan kita tujuh
tahun yang lalu, Kini aku bersama bayanganku dan tetap membawa kedua cangkir
porselin itu mengenang Kisah kita, di Pantai ini, pasir putih dengan karang
terjalnya yang menusuk sepiku.
0 comments:
Post a Comment