Foto : http://2.bp.blogspot.com/- |
Malam ini setelah aku menonton sebuah film bollywood yang
berjudul (*****) DUA lanjutan dari fIlm (*****) yang dirilis sekiitar tahun 90_an,
(*****) dua bercerita tentang seorang lelaki yang terpaksa mengakhiri kisahnya
dengan bunuh diri (ini di ending filmnya yah) dengan cara terjun bebas dari
atas jembatan sambil merenggangkan tangan.
Tapi dalam fikiranku yang pertama, dia tak berniat bunuh
diri, melainkan ingin mencoba menggunakan kedua tanganya untuk terbang seperti
seekor burung yang terjun dari atas ketingggian kemudian mengepakkan sayapnya
untuk terbang, tapi alhasil yah tak berhasil.
Pemikiranku yang ke dua mungkin dia pernah berimajinasi,
sembari duduk menikmati jamuan di beranda ketika gerimis sedang turun bersama
pelangi, bahwa pada saat terjun dari ketinggian dia akan tiba-tiba menjadi
malaikat bersayap untuk kekasihnya seperti dalam dongeng dan ketika itu menjadi
kenyataan dia akan menjaga kekasihnya dari jauh dan ketika bahaya datang
menghalagi kekasihnya dengan senang hati dia akan memindahkan musibah itu
kepada orang lain tanpa bertanya terlebih dahulu apakah orang itu mau apa tidak
dengan musibah yang seharusnya terjadi kepada kekasihnya.
Pemikiranku yang ke tiga mungkin dia berimajinasi ketika
terjun ke dalam sungai (aku lupa mengatakan lelaki itu terjun di atas jembatan
yang di bawahnya terdapat sungai yang sangat besar dengan air yang sangat
keruh) dia akan menjadi ikan lumba-lumba, dan ketika kekasihnya berlayar dengan
perahu dia akan datang dan menyapanya dengan mengatakan “hai aku telah menjadi
lumba-lumba, oh ya apa kabarmu setelah aku tinggal menjadi lumba-lumba.?”(mungkin dia selalu mengutuk dirinya sebagai manusia dan lebih memilih ingin
menjadi lumba-lumba).
pemikiranku yang ke empat, dia mungkin mempercayai adanya
portal untuk ke dunia lain yang terletak pada pertengahan ketingian antara
jembatan dan air sungai (mungkin ketika kecil ibunya atau neneknya pernah
menceritakan hal seperti itu “ini fikiranku yah, sama sekali tak seperti dalam
film”) dan hanya dapat di lalui dengan cara melompat dari atas jembatan alhasil
dia tak menemukannya yang dia temukan malah kematian, atau mungkin pula dia
hanya menyenggol portal tersebut, jika seperti itu alangkah malang nasibnya.
Pemikiranku yang ke lima, dia mungkin ingin mengakhiri kisah
hidupnya seperti dalam film-film, cerita dongeng, novel fiksi dll agar terlihat
menyedihkan di ending. Pemikiranku yang ke enam, mungkin pula dia pernah memiliki
seorang kekasih yang mati di karenakan tenggelam di sungai ketika sedang asik
masyuk buang air besar yang telah dia tahan selama dua jam dalam sebuah forum
diskusi, pada saat itu hujan turun, petir, suara gledek saling bersahutan satu
sama lain mengagungkan keesaaan tuhan, tapi alhasil ketika menikmati suasana
buang air besar tiba-tiba banjir bandang datang dan menyeratnya karena cekkeng-cekkeng (Jongkok) terlalu ke pinggir, dan semenjak kematianya lelaki itu selalu melihat
kekasihnya melambai-lambaikan tangan kepadanya dari dalam sungai.
Pemikiranku yang ke tujuh, mungkin salah satu teman baik
dari dia (lelaki itu), telah menemukan malaikat yang menjual tiket ke surga,
dan membeli dua tiket, satu untuknya dan satu untuk dia, alhasil dia
cepat-cepat naik mobil pribadinya menuju tempat yang paling baik untuk bunuh
diri, tempat yang selalu mengabulkan permintaan kematian dari seseorang yang
memang benar-benar menginginkannya, dan dia benar-benar mengiginkanya,
seandainya dia pura-pura, mungkin hanya akan menderita patah tulang
disana-sini, paru-paru di penuhi air, dan kemungkinan masih selamat ketika tim
penyelamat tepat waktu. (setelah melihat mayat dia (lelaki kita) temannya urung
bunuh diri.
Pemikiranku yang ke delapan mungkin dia (seperti kebanyakan
kasus bunuh diri) telah bosan hidup, dan menurut gosip hot yang telah dia
percayai, bunuh diri akan menyesaikan masalah, diapun mencobanya (hanya
coba-coba). Pemikiranku yang ke Sembilan, dia selalu ingin menyepi
sendiri, tapi tak penah menemukan tempat yang benar-benar mampu membuatnya
menikmati sepi dan akhirnya memilih bunuh diri sebagai jalan terakhir menikmati
sepi yang benar-benar sepi.
Pemikiran ke sepuluh.....
Dia di berikan sebuah cinta yang sangat
besar dari seorang perempuan, tapi tak mampu ia tampung dalam hatinya, cinta
perempuan itu telah dia ambil pada sebuah malam yang purnama yang kemudian di
kembalikannya lagi dalam keadaan berdarah-darah pada sebuah musim yang kering,
hati dia telah penuh dengan cinta, dan hal itu membuat si perempuan bersedih
sebab cinta yang sangat besar untuk lelaki kekasihnya (walaupun belum mempunyai
status yang sering kalian sebut sebagai pacaran seorang yang jatuh cinta boleh
dan sah-sah saja jika menyebut orang yang di jatuh cintainya sebagai keasih,
siapa yang larang coba.?) tak mendapatkan tempat, dan cinta perempuan itu pun
tak terbalaskan sebagai mana mestinya, atau mungkin hati dia belum penuh, ada sebuah
ruang kosong yang ingin dia nikmati dengan seorang kekasih dan dia berfikir
ruang itu bukan untuk perempuan yang telah membawakannya cinta, hingga suatu
hari yang terlambat, setelah hatinya telah dia isi dengan perempuan kekasih
lain, dia baru menyadari bahwa ruang kosong yang kini telah terisi bukan untuk
perempuan kekasihnya melainkan untuk perempuan yang telah rela membawakan cinta
kepadanya, fikiran lelaki itupun telah sampai pada suatu titik yang tak dapat
menerima koma (jalan buntu), sebab hatinya benar-benar telah penuh dan isinya
tak dapat di tukar untuk sekaleng coca-cola, diapun akhirnya memilih bunuh
diri, melompat dari atas jembatan.
Pemikiran yang sebelas.....
Dan ketika aku menjadi dia (lelaki itu) dan mempunyai11
kesempatan untuk bunuh diri dengan imajinasiku yang konyol, aku akan
menggunakan 10 kesempatan seperti diatas, sangat mungkin kesempatan yang
terakhir (yang ke sebelas) aku akan melompat penuh putus asa dengan kepala
tertunduk, tapi sayang aku tak pernah terfikirkan untuk bunuh diri, terlalu
banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, walaupun hingga kematian
menjemputku pekerjaan itu tak akan pernah selesai.
Oleh : Muhammad Akbar KK
0 comments:
Post a Comment