Tembok abadi
Dekat sekolah
Nampak wajah merah meronah
Hati berdetak tak karuan
Kini dua jiwa menunggu
dipersatukan
Ditemani lembutnya angin malam
Dalam peraduan malam tanpa duanya
Jalan gelap jadi saksi
Pohon-pohon dipinggir jalan
mengiyakan
Sebuah buku jadi maharnya
Kau menjelma bagai bidadari
Turun dari surga untukku
Kini jiwa tersiksa
Bila mataku tak memandang matamu
Bertemu dengan dirimu
Hatiku semakin rindu
Dan tak mampu ku sembuyikan lagi
Perasaan ini semakin membara
Hujan kerinduan kepadamu
Menghapus luka yang dalam
Kini hatiku bagai rembulan
Rembulan yang rindu akan
datangnya malam
Ku ingin lupakan harapan
bersamamu
Namun cinta suci telah terukir
Terukir pilu dalam prasasti
jiwaku
Kini dalam lembah kerinduan
Tinggal kulantunkan lagu sendu
Mengenang dirimu
Dirimu yang lelap tertidur
dalam dekapan dinding pembatas
dunia akhirat.
Katangka, 1 september 2013
Karya : Zulqifli Tangallilia
Sekolah Sastra Bulukumba
0 comments:
Post a Comment